Psikologi Kesehatan dan Psikologi Positif
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh
psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat,
dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan
saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal
tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu
orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi kesehatan adalah bagian
dari psikologi klinis, yang memfokuskan pada kajian dan fungsi kesehatan
individu terhadap diri dan lingkungannya, termasuk penyebab dan faktor-faktor
yang terkait dengan problematika kesehatan individu.
Psikologi positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang
makin berkembang di mana menurut pandangannya hidup itu harus memiliki suatu
kebermaknaan (meaningfulness).
1.2
Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini antara lain:
1. Memberikan penjelasan tentang Psikologi
Kesehatan dan Psikologi Positif
2. Mengetahui apa saja Lingkup, Model,
dan Teori Psikologi Kesehatan
3. Mengetahui apa saja Tujuan Psikologi
Positif
1.3
Rumusan Masalah
Semua masalah tercipta atas dasar adanya masalah, dari latar
belakang diatas mengenai Psikologi Kesehatan dan Psikologi Positif dapat
diidentifikasikan masalah dari judul yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi Kesehatan
dan Psikologi Positif?
2. Apa saja Lingkup, Model, dan Teori
Psikologi Kesehatan?
3. Apakah Tujuan dari Psikologi
Positif?
1.4
Masalah
Dari rumusan masalah diatas, maka masalah yang dihadapi
penulis adalah:
“Apa yang dimaksud dengan Psikologi Kesehatan dan Psikologi
Positif?”
Psikologi Kesehatan (health psychology) menekankan pada
peran psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan, serta mencegah
dan mengobati penyakit.
Psikologi positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang
makin berkembang di mana menurut pandangannya hidup itu harus memiliki suatu
kebermaknaan (meaningfulness).
1.5
Metodelogi
Metode yang di pakai dalam makalah
ini adalah : Studi Pustaka
Yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
1.6 Sistematika
Bab I Pendahuluan
1.1
LatarBelakang
1.2
Tujuan
1.3
Rumusan Masalah
1.4
Masalah
1.5
Metodelogi (Studi
Pustaka)
1.6
Sistematika
Bab II Pembahasan
2.1
Pengertian Psikologi Kesehatan
2.2
Ruang Lingkup Psikologi Kesehatan
2.3
Teori Model Perubahan
2.4
Model Tahapan Perubahan
2.5
Psikologi Positif
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Psikologi Kesehatan
Psikologi
kesehatan adalah bagian dari psikologi klinis, yang memfokuskan pada kajian dan
fungsi kesehatan individu terhadap diri dan lingkungannya, termasuk penyebab
dan faktor-faktor yang terkait dengan problematika kesehatan individu.
Psikologi Kesehatan (health psychology) menekankan pada
peran psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan, serta mencegah
dan mengobati penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan kepercayaan bahwa
pilihan gaya hidup dan keadaan psikologikal dapat memainkan peranan penting
dalam kesehatan (Friedman & Silver, 2007; Taylor, 2006, 2007). Sebuah
disiplin lain yang terkait, pengobatan
perilaku (behavioral medicine),
adalah sebuah bidang antar disiplin ilmu yang berpusat pada pengembangan dan
pengintegrasian pengetahuan perilaku dan biomedis untuk mempromosikan kesehatan
dan mengurangi timbulnya penyakit. Pengobatan perilaku dan psikologi saling
tumpang tindih satu sama lain, dan terkadang merupakan bidang yang tak dapat
dibedakan. Namun, ketika perbedaan dibuat, pengobatan perilaku dipandang
sebagai ranah yang lebih luas yang berpusat pada factor perilaku dan biomedis
sekaligus, sementara psikologi kesehatan cenderung berpusat pada factor
kognitif dan perilaku.
2.2 Ruang Lingkup Psikologi Kesehatan dan
Pengobatan Perilaku
·
Model Biopsikososial
Psikologi
Kesehatan adalah sebuah pendekatan multidimensi terhadap kesehatan yang
menekankan factor biologis, psikologis, dan social. Hal yang sangat erat
berkaitan dengan psikologi kesehatan adalah pengobatan perilaku yang
menggabungkan pengetahuan medis dan perilaku untuk mengurangi penyakit dan
mempromosikan kesehatan. Pendekatan ini mendemonstrasikan model biopsikososial
dengan melihat interaksi pada berbagai level analisis. Stress merupakan sebuah
contoh dari konstruk biologis, psikologis, dan social.
·
Hubungan Antara pikiran
dan Tubuh
Psikologi
kesehatan dan pengobatan perilaku membawa hubungan tubuh dan pikiran menjadi
terdepan. Berbagai pendekatan ini meneliti hubungan timbal balik antara tubuh
dan pikiran; bagaimana tubuh dipengaruhi oleh berbagai kondisi psikologis dan
bagaimana kehidupan mental dipengaruhi oleh kesehatan jasmani.
Contohnya,
satu dari gejala pertama yang dialami penderita AIDS dapat merupakan perubahan
kognitif yang tidak disadari secara langsung sebagai bagian dari penyakit
tersebut. Seseorang yang merasa sangat letih mungkin tidak menyadari bahwa
tingkat keletihan tersebut sebenarnya adalah tahap awal dari sebuah penyakit.
Sebaliknya, memiliki tubuh yang sehat secara fisik dapat menjadi sumber dari
kesejahteraan psikologis.
2.3
Teori Model Perubahan
Dalam memahami proses dari perubahan perilaku,
para psikolog telah berupaya memahami bagaimana
mengubah sikap dapat mengarah pada perubahan perilaku. Beberapa model
teoretis telah menemukan factor-faktor yang mungkin berperan dalam perubahan
perilaku kesehatan yang efektif. Yaitu:
·
Teori Perilaku Beralasan
(Theory of reasoned action)
Menyarankan
bahwa perubahan efektif memerlukan adanya intensi spesifik dari individu
terhadap perilaku mereka, sikap positif terhadap perilaku baru, dan persepsi
bahwa kelompok social mereka memandang perilaku yang baru secara positif (Ajzen
& Albarracin, 2007; Ajzen & Fishbein, 2005). Sebagi contoh, jika
seorang perokok ingin berhenti merokok, ia akan lebih sukses jika ia
mengeluarkan intense spesifik untuk berhenti, merasa positif tentang hal itu,
dan percaya bahwa teman-temannya mendukungnya.
·
Teori Perilaku Terencana
( theory of planned behavior)
Icek Ajzen memodifikasi
teori perilaku beralasan dengan memasukkan fakta bahwa tidak semua perilaku
kita dapat kita control. Pendekatan terhadap perubahan perilaku ini menekankan
berbagai aspek dari persepsi individu terhadap situasinya dapat memengaruhi
hasil dari perilaku.
Teori lain lain telah menekankan pentingnya kesadaran
terhadap ancaman kesehatan dari perilaku yang berpotensi merusak seperi merokok
dan seks bebas ( Floyd, Prentice-Dunn & Rogers, 2000; Fry &
Prentice-Dunn, 2006). Teori social kognitif menekankan pentingnya kepercayaan
seseorang terhadap kemampuannya untuk membuat perubahan yang lebih sehat, juga
pentingnya pengetahuan dan keterampilan
individu (Bandura, 2007a, 2007b). Semua model teoretis dari perubahan perilaku
kesehatan membuat peramalan tentang tipe intervensi yang harus berhasil dalam
memproduksi perubahan yang dapat bertahan dan menetap.
2.4 Model
Tahapan Perubahan
Model Tahapan Perubahan (stage of change model)
menjelaskan proses dimana seseorang menyerahkan kebiasaan-kebiasaan buruk dan
mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Model ini menyebutkan bahwa perubahan
pribadi muncul dalam lima tahapan: sebelum kontemplasi, kontemplasi,
persiapan/determinasi, tindakan/kekuatan kehendak, dan mempertahankan. Setiap
tahap meiliki tantangannya masing-masing. Pengulangan kembali (relapse)
merupakan bagian alami dari perjalanan menuju perubahan.
1. Tahap
Sebelum Kontemplasi
Individu belum siap untuk
berfikir tentang berubah dan mungkin tidak sadar bahwa mereka memiliki masalah
yang perlu diubah. Contoh, seseorang yang kelebihan berat badan tidak sadar
bahwa mereka memiliki masalah berat badan.
2. Tahap
Kontemplasi
Individu menyadari bahwa mereka memiliki masalah,
tetapi mungkin belum siap untuk berubah. Contoh, seseorang yang kelebihan berat
badan tahu bahwa mereka memiliki masalah berat badan, tetapi mereka belum yakin
ingin berkomitmen untuk mengurangi berat badan.
3. Tahap
Persiapan/Determinasi
Individu sedang mempersiapkan diri untuk mengambil
tindakan. Contoh, seseorang yang mengalami kelebihan berat badan menjelajahi
pilihan yang dapat mereka lakukan untuk mengurangi berat badan.
4. Tahap
Aksi/kekuatan keinginan
Individu berkomitmen untuk membuat perubahan perilaku
dan membuat rencana. Contoh, seseorang yang kelebihan berat badan memulai diet
dan program olahraga.
5. Tahap
Maintenance (mempertahankan)
Imdividu akan sukses dalam melanjutkan perubahan
perilaku mereka seumur hidup. Contoh, seseorang yang kelebihan berat badan
dapat bertahan dengan program diet dan latihan mereka selama 6 bulan.
2.5 Psikologi
Positif
Psikologi
positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang makin berkembang di mana menurut
pandangannya hidup itu harus memiliki suatu kebermaknaan (meaningfulness).
Aliran
ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kajian utama psikologi yang tenggelam
dalam kenegatifan. Aliran ini memandang bahwa tidak seharusnya konsep dalam
psikologi hanya sekadar mengembalikan berbagai keadaan negatif menjadi normal
atau kembali pada titik nol. Namun dalam hidup manusia juga harus dapat
menikmati dan merasakan prestasi, kesuksesan dan kebahagiaan demi dapat
mencapai suatu kondisi yang positif.
Oleh
karena itu, studi psikologi positif yang dilakukan orang agar tepat dan
bagaimana mereka berhasil melakukannya, termasuk apa yang mereka lakukan
sendiri, untuk keluarga mereka, dan untuk komunitas mereka. Selain itu,
psikologi positif membantu orang mengembangkan kualitas-kualitas yang mengarah
pada pemenuhan yang lebih besar bagi dirinya dan bagi orang lain. Sheldon,
Frederickson, Rathunde, Csikszentmihalyi, dan Haidt (2000) memberikan definisi
lain: mereka mendefinisikan psikologi positif sebagai "studi ilmiah
tentang fungsi manusia yang optimal. Hal ini bertujuan untuk menemukan dan
mempromosikan faktor yang memungkinkan individu, komunitas, dan masyarakat
untuk tumbuh dan berkembang." (dalam Buku Introduction to
Positive Psychology,William C. Compton)
Dalam
jurnal penelitian yang dituis oleh Alex Linley, dkk, definisi psikologi positif
terbagi menjadi dua, yaitu ditinjau melalui level metadefinitif dan
level pragmatis.
Dalam
level metadefinitif, tujuan besar dari psikologi positif untuk
mengoptimalisasi fungsi psikologis manusia dalam mencapai kondisi yang jauh
lebih baik, yang Wiliam James menyebutnya health-mindedness, Abraham
Maslow menyebutnya self-actualization, atau fully-functioning person
pada konsep milik Carl Rogers, sebenarnya menyiratkan adanya pengabaian (neglected)
pada kondisi negatif manusia. Seakan- akan, psikologi positif hanya merupakan
milik mereka yang normal, mereka yang tidak mengalami gangguan tertentu. Namun
dalam titik ini, penulis jurnal berpendapat untuk melihat aspek positif pada
kondisi psikologis dari mereka yang sedang mengalami suatu masalah tertentu.
Sehingga dalam level meta-definitif, psikologi positif adalah kemampuan
seseorang untuk dapat memaknai kejadian baik maupun buruk di dalam hidupnya
secara positif sehingga manusia dapat memastikan dirinya terus berkembang
kearah
yang konstruktif
(bersifat
membangun).
Sedangkan,
jika psikologi positif ditinjau menurut level pragmatis, penulis berpendapat
bahwa setiap apa yang dialami manusia akan melewati sebuah sejarah, atau
sebab-sebab yang mendahului proses hingga kemudian menghasilkan suatu hasil tertentu. Dalam level
pragmatis, penulis jurnal menyebutkan apa yang disebut sebagai definisi
psikologi positif, yaitu pemahaman manusia yang melibatkan aspek kesadaran
penuh dan mental aktif manusia untuk memahami aspek apa yang menyebabkan
sesuatu dapat terjadi di dalam dirinya, baik peristiwa menyenangkan maupun
peristiwa yang tidak menyenangkan; kemudian memahami proses terjadinya,
mencakup bagaimana dinamikanya, dan bagaimana respon perilaku serta perasaan
yang dihasilkan. Sehingga dengan demikian, mereka yang memiliki paradigma
positif adalah mereka yang mengenali dirinya secara utuh, kemudian asumsinya
mereka cenderung tahu dan secara sadar dapat memaknai dengan bijaksana apa yang
terjadi
di dalam
kehidupannya.(P.AlexLinley,S.J.,2006).
·
Tujuan Psikologi Positif
Psikologi positif berhubungan dengan penggalian emosi
positif, seperti bahagia, kebaikan, humor, cinta, optimis, baik hati, dan sebagainya.Sebelumnya,
psikologi lebih banyak membahas hal-hal patologis dan gangguan-gangguan jiwa
juga emosi negatif, seperti marah, benci, jijik, cemburu dan sebagainya. Dalam
Richard S. Lazarus, disebutkan bahwa emosi positif biasanya diabaikan atau
tidak ditekankan, hal ini tidak jelas kenapa demikian. Kemungkinan besar hal
ini karena emosi negatif jauh lebih tampak dan memiliki pengaruh yang kuat pada
adaptasi dan rasa nyaman yang subyektif dibanding melakukan emosi positif. Contohnya,
pada saat kita marah, maka ada rasa nyaman yang terlampiaskan, rasa superior,
dan sebagainya. Ada suatu penelitian mengatakan bahwa marah adalah emosi yang
dipelajari, sehingga dia akan cenderung untuk mengulangi hal yang dirasa
nyaman.
Psikologi positif tidak bermaksud mengganti atau
menghilangkan penderitaan, kelemahan atau gangguan (jiwa), tapi lebih kepada
menambah khasanah atau memperkaya, serta untuk memahami secara ilmiah tentang
pengalaman manusia.
Jadi intinya saat ini kita sudah mengenal yang nama
nya psikologi positif, ada baiknya kita merubah diri kita sedikit demi sedikit.
Sebisa mungkin kita lebih mengeluarkan emosi positif kita dibandingkan emosi
negatif kita. Maka hasilnya pun akan positif. Dasar psikologi ini adalah
keyakinan bahwa setiap individu ingin menjalani kehidupan yang memuaskan dan
bahagia dengan memelihara apa yang terbaik dalam diri mereka danmeningkatkan
pengalaman berbuah di tempat kerja, cinta, sosialisasi, dll.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi
Kesehatan (health psychology)
menekankan pada peran psikologi dalam membangun dan mempertahankan kesehatan,
serta mencegah dan mengobati penyakit. Psikologi kesehatan merefleksikan
kepercayaan bahwa pilihan gaya hidup dan keadaan psikologikal dapat memainkan
peranan penting dalam kesehatan (Friedman & Silver, 2007; Taylor, 2006,
2007).
Model Tahapan Perubahan (stage of change
model) menjelaskan proses dimana seseorang menyerahkan kebiasaan-kebiasaan
buruk dan mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat. Model ini menyebutkan bahwa
perubahan pribadi muncul dalam lima tahapan: sebelum kontemplasi, kontemplasi,
persiapan/determinasi, tindakan/kekuatan kehendak, dan mempertahankan. Setiap
tahap meiliki tantangannya masing-masing.
Psikologi
positif adalah cabang ilmu baru psikologi yang makin berkembang di mana menurut
pandangannya hidup itu harus memiliki suatu kebermaknaan (meaningfulness).
Aliran
ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kajian utama psikologi yang tenggelam
dalam kenegatifan. Aliran ini memandang bahwa tidak seharusnya konsep dalam
psikologi hanya sekadar mengembalikan berbagai keadaan negatif menjadi normal
atau kembali pada titik nol. Namun dalam hidup manusia juga harus dapat
menikmati dan merasakan prestasi, kesuksesan dan kebahagiaan demi dapat
mencapai suatu kondisi yang positif.
Daftar
Pustaka
King, Laura A. 2014. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika
Comments
Post a Comment